Sadarlah Indonesia, Sampai Kapanpun Kita Butuh Semangat Para Pahlawan
![]() |
Gb. sukawu.com |
Jika kita mengenang sejarah negeri tercinta,
siapa saja yang mencintai negeri ini pasti akan menitikan air mata. Betapa tidak,
350 tahun Belanda menjajah kita tentu itu bukanlah waktu yang sebentar, bahkan
masih belum sebanding dengan lamanya kemerdekaan yang sudah kita raskan ini.
Coba kita bayangkan bagaimana
menderitanya rakyat Indonesia pada zaman penjajahan dulu, teriak tangis
ketakutan, darah dan suara tembakan, bahkan melihat soudara sendiri dibunuh
mungkin adalah sesuatu yang sangat biasa kala itu.
Sering saya berpikir betapa luar
biasnya keberanian para pahlawan kita. Padahal jika mereka mau tunduk dan patuh
pada Belanda , kenyamanan hidup bahkan harta dan tahta sangat mungkin mereka
raih. Itulah kenapa saya yakin, tidak sedikit orang yang akhirnya lebih memilih
berkhianat pada Bangsanya dengan lebih memilih menjadi antek-antek kompeni. Itu
semua karena tidak sedikit manusia yang lebih memilih kenyamanan hidup, dan menikmati
berbagai pasilitas kesenangannya meski harus mengorbankan orang banyak.
Hingga akhirnya kita bisa lepas
dari Penjajahan Belanda maupun Jepang sesudahnya tentu itu bukan perkara mudah.
Tentu itu bukan karena mereka yang selalu mendambakan pasilitas mewah, hidup
bergelamor harta, jabatan dan pangkat yang mentereng, meski itu buah dari
menghianati Bangsa dan Negaranya.
Indonesia merdeka karena ada
banyak Putra Bangsa yang rela berkorban demi bangsanya, rela hidup di
hutan-hutan. Rela menahan lapar, bahkan siap dengan jutaan luka dan peluru yang
kapan saja bisa merenggut nyawanya. Tak sedikit putra bangsa yang hidupnya
harus mendekam di balik jeruji besi kaum penjajah yang serakah itu, bahkan
salah satu putra terbaik bangsapun Bung Karno pernah merasakannya. Namun seperti
apapun Tuhan menguji, tetap para putra terbaik teguh pendiriannya untuk
mempertahankan harga diri dan memperjuangkan haknya. Bagi mereka mati di medan
laga jauh lebih terhormat dari pada hidup dalam kedudukan dan tumpukan harta
namun harus menjadi boneka penjajah yang harus selalu siap jika di suruh
membunuh soudara-soudaranya sekalipun.
Lalu Siapakah Dirimu Sekarang
Kawan ? Siapa yang Kau Teladani ?
Melihat penomena yang sekarang terjadi,
saya mulai sadar bahwa penjajah bukan hanya menyebabkan penderitaan di zaman
dulu, namun merekapun telah mewariskan sikap dan karakternya pada banyak
generasi bangsa. Buktinya dari dulu hingga kini para koruptor terus meraja
lela, mereka bisa dengan mudah menghalalkan segala cara. Menumpuk harta
sebanyak-banyaknya meski harus mengorbankan kepentingan hak orang banyak dan
Negaranya. Bahkan tak jarang politik Devide et impera yaitu politik adu domba
milik Belandapun sering dipraktekan hanya demi agar kesalahan bisa terlihat
benar, atau bisa menang tanpa harus turun tangan.
Saya sendiri pernah menjadi korban salah
satu politik devide et impera tersebut, atas nama jiwa para pahlawan saya
semakin kuat. Karena saya sadar siapa yang harus saya tiru, tentu bukan para
penjajah yang telah membuat negeri yang saya cintai ini menderita. Yang akan
saya tiru tentu adalah para pahlawan yang selalu dengan berani berjuang membela
hak orang banyak (rakyat) meski ia harus diperangi penguasa dzalim sekalipun. Dikucilkan
dari penguasa dzalim, tentu jauh lebih terhormat dari pada harus nurut dan diam
akan hak rakyat yang terus di tindas.
Para pejuang selalu rela hidup di hutan,
bergerliya melawan ketidak adilan, lantas haruskah kita yang meneladani mereka
harus lebih memilih suatu jabatan, uang dan lain sebagainya jika justru
dengannya kita tidak bisa membela hak-hak rakyat ? Hak-hak soudara kita yang
lemah dan mudah di bodohi ? tentu tidak kawan karena kita adalah pejuang di
masa kini, kita adalah penerus perjuangan para pahlwan. Saya selalu ingat pesan
bung Karno bahwa perjuangan beliau lebih mudah karena musuhnya jelas dan bangsa
asing, namun perjuangan kita akan lebih berat karena musuh kita adalah soudara
sendiri, yaitu soudar-soudara kita yang meneladani dan memiliki mental seperti
para PENJAJAH.
Jika kau memang Cinta Indonesia gagah
beranilah berjuang, lantangkan suaramu membela kebenaran. Hidup cuma sekali,
hiduplah yang berarti dan penuh guna, jika matipun. Mati dalam memperjuangkan
kebenaran adalah dambaan semua orang-orang yang beriman.
Namun jika kau adalah orang-orang yang
lebih memilih menindas rakyat, lebih suka mengambil hak orang lain apalagi hak
orang banyak, maka berarti engaku adalah penerus para PENJAJAH di negeri
tercinta ini, yang harus kami basmi.
Kami akan selalu ingat bagaimana Jepang
datang ke Negara kami di masa lalu mereka membdohi para pendahulu kami dengan
semboyan Indonesia adalah Soudara tua Jepang.
Nyatanya kata-kata manis dan sikap baik
mereka semua hanyalah siasat untuk akhirnya menjajah negeri tercinta. Oleh karenanya
kami takan mudah tertipu oleh tipu muslihat dan kebaikan palsu para mental
PENJAJAH seperti kalian.
![]() |
Kami Siap Berjuang Bersama TNI |
Bagi kawan-kawan seperjuangan, yang selalu
siap meneladani perjuangan para pahlwan. Yang dengan sadar membulatkan tekad
dan menyatakan dirinya siap mewarisi tugas para pahlwan mari kita simak
beberapa hal yang harus kita teladani dari mereka yang sangat kita banggakan.
1.
Kekuatan Iman dan Aqidah
Hanya dengan iman dan aqidah yang kuat kepada Tuhan kita semua akan mampu berjuang bahkan berperang melawan para penjajah bangsa. Iman dan aqidah selain memberikan kita kekuatan juga akan membuat kita selalu sadar akan tugas kita hidup di Dunia yang sangat singkat ini. Dengan kedua hal tersebut kita takan mengenal rasa takut selain murka-Nya, sebab sejatinya segala hal yang ada di dunia ini semua ada dalam genggaman-Nya. Begitupula segala hal buruk yang terjadi pada para pejuang sejatinya itu hanyalah suatu ujian menuju pada kenaikan derajat. Modal paling kuat para pejuang adalah Iman dan Aqidah, ia lah yang telah menjadikan jutaan senjata api bahkan bom dan rudal bisa di kalahkan meski hanya dengan perantara bambu runcing.
Hanya dengan iman dan aqidah yang kuat kepada Tuhan kita semua akan mampu berjuang bahkan berperang melawan para penjajah bangsa. Iman dan aqidah selain memberikan kita kekuatan juga akan membuat kita selalu sadar akan tugas kita hidup di Dunia yang sangat singkat ini. Dengan kedua hal tersebut kita takan mengenal rasa takut selain murka-Nya, sebab sejatinya segala hal yang ada di dunia ini semua ada dalam genggaman-Nya. Begitupula segala hal buruk yang terjadi pada para pejuang sejatinya itu hanyalah suatu ujian menuju pada kenaikan derajat. Modal paling kuat para pejuang adalah Iman dan Aqidah, ia lah yang telah menjadikan jutaan senjata api bahkan bom dan rudal bisa di kalahkan meski hanya dengan perantara bambu runcing.
2.
Semangat Nasionalisme dan Patriotisme
Kita lahir di Negara ini, semua orangtua kita silsilahnya berasal dari Negara ini. Bagian dari keluarga kita pasti ada yang pernah merasakan bagaimana pahit dan getirnya zaman penjajahan. Kita bisa ada karena takdir telah menentukan orangtua kita selamat dari ancaman peluru hingga akhirnya mereka bisa melahirkan keturunan yang sampai pada kita saat ini. Tentu salah satu perantara selamatnya keluarga kita tersebut karena berkat perlindungan yang Negara berikan baik dari para pejuang maupun pemerintahan. Saya pribadi tak bisa menjelaskan kenapa saya sangat mecintai Negara ini, dan tentu salah satu bukti cinta adalah kepedulian. Oleh karenanya saya dan seluruh warga Negara Indonesia yang sama-sama mencintai Indonesia akan sepakat bahwa kita sangat bangga dengan Negara ini dan siap mempertaruhkan jiwa dan raga demi harga diri Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kita lahir di Negara ini, semua orangtua kita silsilahnya berasal dari Negara ini. Bagian dari keluarga kita pasti ada yang pernah merasakan bagaimana pahit dan getirnya zaman penjajahan. Kita bisa ada karena takdir telah menentukan orangtua kita selamat dari ancaman peluru hingga akhirnya mereka bisa melahirkan keturunan yang sampai pada kita saat ini. Tentu salah satu perantara selamatnya keluarga kita tersebut karena berkat perlindungan yang Negara berikan baik dari para pejuang maupun pemerintahan. Saya pribadi tak bisa menjelaskan kenapa saya sangat mecintai Negara ini, dan tentu salah satu bukti cinta adalah kepedulian. Oleh karenanya saya dan seluruh warga Negara Indonesia yang sama-sama mencintai Indonesia akan sepakat bahwa kita sangat bangga dengan Negara ini dan siap mempertaruhkan jiwa dan raga demi harga diri Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3.
Persatuan dan Kesatuan
Ingat selalu bagaimana gigihnya para pejuang kita berjuang, namun sebelum perjuangan bisa disatukan nyatanya kita mudah dilumpuhkan. Baru setelah kita ada rasa kebersamaan dimana salah satunya dinyatakan dalam ikrar Sumpah Pemuda yang diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia, kekuatan perjuanga kita akhirnya bisa benar-benar tak terkalahkan. Oleh karenanya saat ini saya sangat yakin jika tentara paling kuat di Dunia adalah TNI hal ini dikarenakan saya dan segenap rakyat Indonesia akan sangat senang membantu tanpa diminta untuk mengusir siapa saja yang mengusik NKRI.
Ingat selalu bagaimana gigihnya para pejuang kita berjuang, namun sebelum perjuangan bisa disatukan nyatanya kita mudah dilumpuhkan. Baru setelah kita ada rasa kebersamaan dimana salah satunya dinyatakan dalam ikrar Sumpah Pemuda yang diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia, kekuatan perjuanga kita akhirnya bisa benar-benar tak terkalahkan. Oleh karenanya saat ini saya sangat yakin jika tentara paling kuat di Dunia adalah TNI hal ini dikarenakan saya dan segenap rakyat Indonesia akan sangat senang membantu tanpa diminta untuk mengusir siapa saja yang mengusik NKRI.
4.
Cinta Tanah Air
Hanya dengan cintalah seseorang mau melakukan apa saja tanpa pamrih apalagi paksaan. Cintalah salah satu alasan yang membuat para pahlwan mau berjuang kemedan laga untuk merebut harga diri bangsa, dan saat ini cinta pulalah yang akan menjadikan kita selalu siap mempertahankan harga diri bangsa yang sudah direbut dengan susah payah oleh para pendahulu kita di masa yang lalu.
Hanya dengan cintalah seseorang mau melakukan apa saja tanpa pamrih apalagi paksaan. Cintalah salah satu alasan yang membuat para pahlwan mau berjuang kemedan laga untuk merebut harga diri bangsa, dan saat ini cinta pulalah yang akan menjadikan kita selalu siap mempertahankan harga diri bangsa yang sudah direbut dengan susah payah oleh para pendahulu kita di masa yang lalu.
5.
Rela Berkorban Tanpa Pamrih
Hanya orang yang rela berkorban dan tanpa mengharapkan pamrihlah yang bisa menjadi pejuang. Jika berjuang mengharapkan pamrih tentu akhirnya banyak bermunculanlah antek-antek kompeni yang berasal dari putra-putri bangsa.
Hanya orang yang rela berkorban dan tanpa mengharapkan pamrihlah yang bisa menjadi pejuang. Jika berjuang mengharapkan pamrih tentu akhirnya banyak bermunculanlah antek-antek kompeni yang berasal dari putra-putri bangsa.
Jika pejuang mengharapkan pamrih ia akan mudah di
runtuhkan perjuangannya, hanya demi materi, kedudukan dan hal-hal lain yang
bersifat pemuas nafsu keduniaa.
Dengan tanpa pamrih perjuangan kita akan sangat kuat,
hingga akhirnya tak mudah dikalahkan oleh para penjajah di zaman ini yang
justru semakin banyak yang berasal dari bangsa sendiri.
Mari kita berjuang bersama kawan….
Lindungi hak rakyat…
Lindungi dan jaga harga diri NKRI…
Salam Perjuangan
Detatang - Kamal
Mohon ijin, apakah saya boleh menggunakan foto bendera merah putih diatas utk buat kaos?
ReplyDeleteTerimakasih...